- Back to Home »
- DESKRIPSI TENTANG SMP N 3 PURBALINGGA
SMP N 3 Purbalingga merupakan SMP yang termasuk kategori terbaik dan
terakreditasi A di kabupaten Purbalingga. SMP N 3 Purbalingga terletak
di Jalan Mayor Jendral DI Panjaitan nomor 41 Purbalingga Lor dengan
nomor telp (0281) 891253 . Didirikan pada tahun 1982 dengan status
bangunan pemerintah yang luasnya 3200 m2 dan luas seluruh bangunan 1728
m2.
SMP N 3 Purbalingga ini di kepalai oleh Hartoko Hadi, S.Pd. ,
beliau sudah mengepalai SMP N 3 purbalingga ini selama kurang lebih 4
tahun. Di dalamnya terdapat 32 guru sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu. Termasuk didalamnya juga terdapat guru bimbingan dan
konseling. Jumlah murid di SMP N 3 Purbalingga ini ada 756 siswa dari
kelas VII 240 siswa, kelas VIII 260 siswa , dan IX 256 siswa. Dan
dengan jumlah ruang kelas 24 ruang kelas untuk kelas VII 6 kelas, Kelas
VIII 6 kelas dan kelas IX 6 kelas.
Sebelum menjadi SMP Negeri 3
Purbalingga, sekolah ini adalah sekolah kejuruan yaitu SKKP Perwari yang
berdiri tahun 1952. Kemudian pemerintah melalui Keputusan Menteri P
& K RI Nomor 0217/1971 mengubah statusnya menjadi SKKP Negeri
Purbalingga. Seiring dengan kemajuan pendidikan di Indonesia, kebutuhan
untuk melanjutkan sekolah setelah pendidikan dasar semakin meningkat,
serta penduduk di wilayah Kabupaten Purbalingga kian bertambah maka
pada tahun 1976 SKKP Negeri Purbalingga di integrasikan menjadi Sekolah
Menengah Umum Tingkat Pertama ( SMP) berdasar SK Menteri P & K Nomor
0278/U/1976.
Berdasarkan hasil seleksi dan verifikasi oleh tim
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama dan Dinas Pendidikan Kabupaten
menindaklanjuti usulan dari sekolah, maka ditetapkan SMP Negeri 3
Purbalingga menjadi Sekolah Menengah Pertama Standar Nasional
berdasarkan SK Direktur Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor
1147/A/C3/SK/2004.
Visi SMP N 3 Purbalingga adalah “Unggul dalam Prestasi, Mandiri dalam Berkarya Berdasarkan Iman dan Taqwa”.
Sedangkan Misinya adalah :
1. Melaksanakan Managemen Berbasis Sekolah
2. Melaksanakan Inovasi pembelajaran dan bimbingan secara afektif
3. Mewujudkan lingkungan sekolah sebagai komunitas belajar yang kondusif
4. Meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Mendorong dan membawa setiap siswa mengenali prestasi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal
6. Melaksanakan penembangan bakat dan minat siswa.
7. Melaksanakan kegiatan pengembangan professional guru
8. Mengelola penggalangan partisipasi masyarakat.
Jumlah
guru yang terdapat di SMP N 3 Purbalingga itu ada 32 orang. Dengan
jumlah guru tetap / PNS itu ada 31 orang dan guru tidak tetap / guru
bantu ada 1 orang. Sedangkan staf tata usaha (TU) yang ada di SMP N 3
Purbalingga itu ada 8 orang dan untuk jumlah pesuruh itu ada 4 orang.
Fasilitas /Sarana yang ada di SMP N 3 Purbalingga itu cukup banyak, diantaranya:
1. Ruang Kelas
2. Ruang Kepala Sekolah
3. Ruang Guru
4. Kantor TU
5. Perpustakaan
6. Ruang Laboratorium IPA
7. Ruang Laboratorium Komputer
8. Ruang Multimedia
9. Ruang Laboratoriun Bahasa
10. Ruang Keterampilan
11. Ruang BK 12. Ruang Tata Busana Dan Uks
13. Lapangan Basket/Lapangan Upacara
14. Ruang Ganti
15. Koprasi Siswa
16. Kantin
17. Tempat Sepeda Siswa
18. Ruang Tata Busana
19. Tempat Sepeda Motor
20. Mushola
21. Gudang
22. Dapur
23. Post Satpam
Sebagai
Sekolah Standard Nasional (SSN), SMP Negeri 3 Purbalingga tidak pernah
sepi dari prestasi. Terakhir, sebagai juara umum Bharega First Aid
Competition atau Kompetisi Pertolongan Pertama bagi Palang Merah Remaja
(PMR) Madia se-Kabupaten Purbalingga. Lomba yang baru pertama kalinya
digelar oleh Bhakti Remaja Ganesha (Barega) PMR Wira SMAN 1 Purbalingga
itu diikuti 30 regu dari 26 pangkalan PMR madia SMP/MTs se-Kabupaten
Purbalingga.
“Keberhasilan kami sebagai juara umum, sesungguhnya di
luar target. Pasalnya, persiapan kami untuk berlatih hanya beberapa
hari. Namun berkat kegigihan lima siswi kami yang ikut dalam lomba itu,
dilandasi semangat untuk sukses, akhirnya kami berhasil sebagai juara
umum. Keberhasilan kami tidak lepas juga bantuan dari alumni SMPN 3
Purbalingga yang kini duduk di SMAN 1 Purbalingga, untuk mau melatih
adik,” ujar Kepala Sekolah SMPN 3 Purbalingga, Hartoko Hadi S.Pd kepada
Derap Perwira yang menemui di ruang kerjanya.
Tampil kompak dengan
penuh percaya diri di bawah bimbingan pelatih PMR SMPN 3 Purbalingga.
Siti Nisa S.Pd, lima siswi SMPN 3 Purbalingga berlaga dalam lomba itu.
Mereka terdiri R Resita Sukma M, Hasna Maria lfah, Cindy Paramita CD,
Novi Suci Purwandari dan Fajrin Aulia.
“Kepada mereka yang telah
membawa nama harum SMPN 3 Purbalingga itu, kami berikan reward berupa
uang pembinaan. Demikan juga kepada guru pembinanya. Sudah menjadi
tradisi bagi kami, bila ada siswa dan guru berprestasi, pasti kami beri
reward, agar mereka semangat untuk berprestasi,” tambah Hartoko yang
juga sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten
Purbalingga ini.
Siti Nisa menambahkan, dalam lomba itu,
terbagi ke dalam dua bidang. Yakni Pertolongan Pertama (PP) dan
Perawatan Keluarga (PK). Lomba dalam bentuk tes tertulis/teori dan
paktek. Dewan juri yang menilai para praktisi PMR dan PMI dari
Kabupaten Banyumas.
Untuk bidang PP, materi lomba meliputi penanganan
luka bakar, patah tulang dan pingsan. Untuk Perawatan Keluarga,
diantaranya menata tempat tidur, mengukur suhu, memakai celemek,
membantu pasien makan, dan mencuci tangan.
“Kami berusaha tampil
maksimal dan kompak, yang akhirnya membawa kami sebagai juara umum,”
tutur Resita Sukma yang dibenarkan kawan-kawannya.
Ada empat trophy
yang diraih PMR Madia SMPN 3 Purbalingga dalam lomba itu. Yakni triphy
juara 1 PK, trophy juara 3 PP, trophy tetap dari Ketua PMI Cabang
Purbalingga, dan trophy bergilir dari Bupati Purbalingga karena ke luar
sebagai juara umum.
“Pertimbangan panitia menobatkan kami sebagai
juara umum, karena setelah hasil kejuaraan bidang PP dan PK dijumlah,
kami memiliki nilai tertinggi,” timpal Cindy Paramita.
Untuk
diketahui, dalam bidang PP juara 1 diraih SMPN 1 Purbalingga dengan
nilai 445, juara 2 MI Istiqomah Sambas (429), dan juara 3 SMPN 3
Purbalingga. Sedangkan lomba bidang PK juara 1 SMPN 3 Purbalingga dengan
nilai 456, juara 2 SMPN 2 Kalimanah (408), dan juara 3 SMPN 3 Bukateja
(408). Sebagai juara umum, PMR SMPN 3 Purbalingga meraih nilai total
884.
Sarat Prestasi
Keberhasilan SMPN 3 Purbalingga
meraih prestasi pada lomba PMR kali ini, semakin menambah panjang
deretan prestasi yang telah diraih sebelumnya. Pada tahun 2008 saja, ada
sejumlah prestasi yang layak dibanggakan. Diantaranya untuk tingkat
kabupaten, juara 1 lomba mapel Bahasa Jawa , juara I Lomba Cerdas
Cermat (LCC), juara 2 sepak bola yang digelar oleh Ikatan Alumni SMPN 1
Purbalingga (Ilusi) tahun 1981, juara 2 lomba rumpun IPS, juara 1
lomba lukis, juara 3 lomba rumpun bahasa, juara 1 siswa berprestasi dan
sebagainya. Sedangkan di tingkat provinsi, diantaranya juara 2 catur
atas nama Teduh Sukma Wijaya.
Hartoko Hadi bertekad, Ke
depan akan terus meningkatkan prestasi sekolah yang dipimpinnya di
bidang akademik maupun non akademik. “Kami ingin menjadikan sekolah ini
yang terbaik,” tekad Hartoko yang kini masih kuliah di program
Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto
ini. (prasetyo)
B. DESKRIPSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP N 3 PURBALINGGA
SMP
N 3 Purbalingga memiliki sebuah pelayanan bimbingan dan konseling.
Masalah (permasalahan) BK yang sedang dialami sekarang adalah Pertama,
Perkembangan remaja yaitu dimana masa usia SMP pada zaman sekarang
terjadi sebuah kematangan dini yang disebabkan oleh arus informasi
globalisasi yang cukup hebat. Sehingga para siswa dan siswi SMP perlu
diarahkan untuk menghadapi dan menjani masa perkembangannya sehingga
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kedua, Kesulitan dalam
belajar. Masalah ini adalah masalah yang sangat klasik yang hampir
dialami oleh siswa-siswi setiap tahunnya. Hal ini demikian dikarenakan
tuntutan dari sekolah untuk lulus dalam standar kompetensi yang telah
ditentukan khususnya bagi kelas VII yang masih baru menginjak sekolah
SMP. Kelas VII masih perlu untuk beradaptasi tentang metode belajar
bagi anak yang tepat untuk diterapkan di SMP. Sehingga perlu adanya
bimbingan dan arahan dari pihak BK. Selain itu juga pada kelas IX dimana
kelas IX sangat dipusingkan dengan Ujian Akhir yang menentukan lulus
atau tidaknya sehingga perlu adanya bimbingan dalam belajar supaya
terarah dan menuai hasil yang memuaskan. Ketiga, Hubungan Sosial,
masalah ini sering terjadi karena setiap hari siswa bergaul dengan teman
sebaya dan juga dengan guru serta dengan yang lainnya sehingga terjadi
goresan-goresan atau gesekan-gesekan yang menimbulkan perselisihan atau
permusuhan. Sehingga terjadi pertengkaran, terkucilkan, dan lain-lain.
Dalam kasus ini siswa perlu dibimbing agar bisa bersosialisasi dengan
teman-temannya, guru-gurunya dan lingkungannya sehingga dapat diterima
dimasyarakat serta tidak merasa terkucilkan. Jika terjadi permasalah
antar siswa seperti berkelahi, ejek-ejekan maka BK disini berperan untuk
mengarahkan dan membimbing.
Di sekolahan tersebut biasanya BK
disibukan dengan masalah-masalah pelanggaran siswa yang sering
dilakukan, seperti siswa membuat gaduh dikelas, Siswa tidak memakai
atribut yang lengkap, siswa terlambat datang atau masuk sekolah, siswa
merokok di area sekolah , membolos, sering tidak hadir tanpa alasan
dan lain-lain.
Untuk menghadapi masalah tersebut di atas maka pihak
sekolah selalu merevisi dan membuat peraturan-peraturan atau tata tertib
sekolah masalah tersebut di atas tidak terjadi. Dan apa bila mereka
melanggar peraturan tersebut maka akan diberi sangsi. Peraturan di sana
menggunakan sistem point yaitu jika seorang siswa mendapat poin
pelanggaran sekian poin maka akan di hukum sesuai dengan poin
pelanggaran yang di peroleh. Pihak sekolah tidak hanya menyediakan
peraturan saja akan tetapi jika siswa sudah mencapai point pelanggaran
tertentu, missal 50 point maka siswa tersebut akan di panggil oleh BK
dan diberi arahan serta konseling indifidu dengan anak yang bersangkutan
untuk memberi solusi dari pelanggaran yang telah lakukan. Dan apabila
bimbingan dan konseling indifidu saja siswa masih melakukan
pelanggaran lagi maka setelah point mencapai 100 maka orang tua
tindak selanjutnya memanggil orang tua siswa yang bersangkutan untuk di
beri tahu tentang pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh anaknya lalu
member arahan kepada orang tua sebagai solusi penanganan atas anaknya
itu. Namun jika hal ini sudah tidak dapat dilakukan maka dengan sangat
terpaksa anak tersebut akan dikeluarkan dari sekolah tersebut namun
cara mengeluarkannya dengan cara menyuruh anak untuk pindah sekolah
bukan mengeluarkan dengan tidak hormat.
Perlu digaris bawahi setiap hukuman dari pelanggaran yang telah dilakukan bersifat mendidik dan agar membuat siswa jera.
Yang
menjadi guru BK di sekolahan ini adalah satu orang yaitu bapak Niken
Darmaryati akan tetapi bekerjasama dengan semua wali kelas di SMP N 3
Purbalingga. Sehingga guru BK mengetahui informasi yang diperlukan untuk
melakukan bimbingan dan konseling terhadap anak yang di tuju.
Murid-Murid
yang sering melakukan pelanggaran tidak tentu kelas berapa, tidak
didominasi oleh kelas VII saja Atau kelas IX saja. Dan alasan mengapa
anak-anak melakukan pelanggaran pun berbeda-beda motif, di antaranya ada
yang ikut-ikutan temannya saja, sekedar iseng, terjadi masalah
keluarga, masalah dengan sesame teman dan lain-lain.
Pada umumnya
setelah murid yang melanggar peraturan tadi yang telah di beri
bimbingan dan konseling serta mendapat hukuman atau sanksi, mereka
kebanyakan menjadi lebih baik, mungkin hal ini karena si anak telah
sadar dengan kesalahannya lewat arahan dan bimbingan sehingga anak tahu
kesalahannya itu lalu tidak melakukannya lagi, atau si anak takut untuk
melakukannya lagi karena merasa takut dengan hukumannya atau malu
terhadap teman-temannya bila di cap sebagai anak yang nakal.
Di SMP N
3 Purbalingga memasukan mata pelajaran Pengembangan Diri ke dalam
kurikulum serta menyediakan fasilitas psikologis pengembangan diri anak
berupa:
• Bimbingan Sosial-Pribadi
Dalam bidang bimbingan social
pribadi, membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman
dan bertakqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta
serta jasmani dan rohani. Dalam bidang bimbingan social, membantu siswa
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan social yang dilandasi budi
pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bimbingan
pribadi-sosial berarti bimbingan dalam menghadapi dalam menghadapi
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam
hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual
dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan
dengan sesama diberbagai lingkungan (pergaulan social).
• Bimbingan Belajar
Dalam
bidang bimbingan belajar, membantu mengarahkan bagaimana strategi
belajar yang efektif dan baik sesuai dengan kondisi siswa.
• Bimbingan Karier
Teknik
Layanan BK yang terdapat SMP N 3 Purbalingga yaitu layanan klasikal
yang diberikan satu minggu satu kali dan juga layanan-layanan lain
yaitu:
• Layanan Informasi
• Layanan Konsultasi
• Layanan Konseling Kelompok
• Layanan Bimbingan Kelompok
• Layanan Konseling Kelompok
• Layanan Konseling Pribadi atau perorangan
• Layanan mediasi
• Layanan Penempatan dan pengukuran
• Layanan Orientasi
Dalam
rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat
beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya yaitu
yang ada di atas tadi dan Lebih lanjut akan dijelaskan sebagai berikut :
a)
Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang
dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik
di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali
dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan
orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
b) Layanan Informasi; layanan yang
memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).
Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi,
sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya
yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.
c) Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan
kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar
peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
d) Layanan
Penempatan dan Penyaluran; layanan yang memungkinan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra
kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap
bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan
Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
e) Layanan Konseling
Perorangan; layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan
langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan
yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan
dan advokasi.
f) Layanan Bimbingan Kelompok; layanan yang
memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu
untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas
pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok
berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan .
g) . Layanan Konseling
Kelompok; layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota
kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar
peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan
Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
h) .
Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i) .Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
C. ANALSISI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP N 3 PURBALINGGA
Layanan
bimbingan dan konseling yang disediakan di SMP N 3 Purbalingga sudah
cukup bagus bila dilihat dari metode dan jenis pelayanannya. Hal ini
terlihat dari jenis-jenis pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
di antaranya adalah pelayanan perseorangan, layanan mediasi, layanan
kelompok dan lain-lain. Metode dan jenis layanan bimbingan konseling
bertujuan untuk menyelesainan tiga permasalahan yang sekarang sedang
dihadapi oleh SMP N 3 Purbalingga. Masalah pokok yang dihadapi adalah
pertama, Perkembangan remaja, kedua, Kesulitan dalam belajar, tiga,
Hubungan social.
Ketiga masalah pokok ini tidak mungkin dapat
terselesaikan kalau hanya menggunakan metode dan jenis layanan BK yang
baik jika tidak di dukung oleh petugas bimbingan di sekolah yang baik
dan berkompeten pula.
Syarat petugas bimbingan di sekolah di
antaranya adalah sifat kepribadian konselor. Keperibadian konselor atau
guru BK SMP N 3 Purbalingga sangat berperan dalam usaha siswa membantu
untuk tumbuh. Banyak penelitian telah dilakukan oleh sejumlah ahli
tentang ciri-ciri khusus yang dibutuhkan oleh seorang konselor.
Umpanya, para konselor akan lebih baik dalam sifat social , stabilitas
perasaan dalam hubungan pribadi, objektivitas, dan pengendalian
diri.
Ada pengetian yang salah dari beberapa pihak tentang BP/BK,
seolah-olah guru BP/BK adalah "Polisi di Sekolah". Hal tersebut sangat
tidak benar. Sebenarnya guru BP/BK mempunyai tugas untuk membantu siswa
dan bisa jadi merupakan "Sahabat Siswa di Sekolah".
Namun, pemahaman
siswa tentang bk adalah bk hanya mengurusi siswa-siswa yang bermasalah
saja, sehingga siswa cenderung introfet terhadap bk. Seharusnya BK
memberi pemahaman dan keterbukaan tentang Layanan BK ini. Seperti dapat
dilihat dalam setiap pelanggaran, jika siswa mencapai point tertentu
maka berurusan dengan BK, jika siswa terlambat maka berurusan dengan BK,
jika siswa hamil maka berurusan dengan BK. Siswa bermasalah berurusan
dengan BK namun hanya mendapat hukuman saja dan bukan bimbingan,
sehingga hukuman tidak efektif dalam penanganan ini terhadap
psikologi siswa.
Hal ini dikatakan oleh Contle dan Lewis (1954)
dalam penelitiannya dengan menggunakan alat tes kepribadian dari GZTS
(Guiford-Zimmerman Temperament Survey). Dengan alat MMPI (Minnesota
Multi Temperament Survey). para konselor ternyata memiliki skor
lebih aik dalam bidang social dan introversion.
Konselor adalah
pribadi yang inteligen, memiliki kemampuan berpikir verbal dan
kuantitatif, bernalar dan mampu memecahkan masalah secara logis dan
perseptif.
Setidaknya ada 7 sifat yang harus dimiliki oleh seorang konselor di dalam sekolah dua diantaranya yaitu :
Tingkah
Laku yang Etis. Sikap dasar seorang konselor harus mengandung ciri
etis, karena konselor harus membantu manusia sebagai pribadi dan
memberikan informasi pribadi yang bersifat sangat rahasia. Konselor
harus dapt merahasiakan kehidupan pribadi konseli dan memiliki
tanggung jawab moral untuk membantu memecahkan kesukaran konseli. Dalam
hal ini terlihat bahwa BK di SMP 3 Purbalingga belum bisa membantu
masalah siswa namun hanya membebani saja dengan peratuan-peraturan
berupa hukuman apabila melanggar. Hukuman karena pelanggaran tidak
efektif menurut saya, yang lebih efektif adalah membantu siswa agar
termotifasi dan sadar akan perbuatannya itu salah sehingga dengan
sendirinya siswa tidak akan mengulang kesalahannya lagi. Masa SMP adalah
masa pembangunan akhak atau moral dengan kebiasaan-kebiasaan baik
(Asdlori, 2009) oleh karena itu metode hukuman buta tidak efektif pada
psikologi anak SMP. Jika seorang anak dibiasakan hanya karena menaati
peraturan saja dan tidak timbul dari dalam kesadarannya maka dia tidak
punya pendirian yang kokoh, gampang berubah seiring dengan berubahnya
peraturan.
Kemampuan Intelektual. Konselor yang baik harus memiliki
kemampuan intelektual untuk memahami seluruh tingkah laku manusia
dan masalahnya serta dapat memadukan kejadian-kejadian sekarang denga
pengalaman-pengalamannya dan latihan-latihannya sebagai konselor pada
masa lampau. Ia harus dapat berpikir secara logis, kritis, dan
mengarah ke tujuan tertentu sehingga ia dapat membantu konseli
melihat tujuan, kejadian-kejadian sekarang dalam proporsi yang
sebenarnya, memberikan alternative-alternatif yang harus
dipertimbangkan oleh konseli dan memberikan saran-saran jalan ke
luar yang bijaksana. Semua kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang
konselor di atas membutuhkan tingkat perkembangan intelektual yang
cukup baik.
Pelayanan BK di sekolah diarahkan pada ketercapaian
tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah satu
lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam
penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi
tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi
konseling yaitu:
Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan
melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara
optimal, mandiri dan bahagia.
Layanan yang paling penting dalam
bimbingan konseling di SMP N 3 Purbalingga adalah yaitu layanan yang
memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).
Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi,
sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya
yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.
Kemudian bimbingan belajar adalah hal yang sangat penting
sekali, karena sesungguhnya bimbingan pendidikan tidak terpisah
dari bimbingan , jiwa, atau social, atau bimbingan pekerjaan.
Pendidikan dan bimbingan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan,
sesungguhnya ia merupakan bagian dari padanya, di Samping, tujuannya
berhubungan dengan tujuan pendidikan.
Agar memudahkan Anda melakukan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah, hendaknya perlu diketahui
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memberikan layanan Bimbingan
Konseling pada siswa Anda terutama mereka yang mempunyai masalah.
Identifikasi Masalah adalah langkah yang perlu diperhatikan oleh guru BK
SMP N 3 Purbalingga agar dapat mengetahui masalah siswanya dan juga
memberi solusi yang tepat untuk masalah tersebut
Pada setiap program
bimbingan di sekolah, layanan analsisis individual merupakan program
pokok atau program kuncu dalam keseluruhan layanan bimbingan
konseling di sekolah. Layanan analisis individual merupakan proses
pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan informasi diri dari yang
bersifat pengemangan dan berkelanjutan. Oleh karena itu, SMP N 3
Purbalingga mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang sering
dihadapi dan masalah sekarang. Seperti dijelaskan pada gambaran BK di
SMP N 3 Purbalingga, Masalah yang sering terjadi sekarang ini di SMP N
3 Purbalingg adalah :
Pertama, Perkembangan remaja yaitu dimana masa
usia SMP pada zaman sekarang terjadi sebuah kematangan dini yang
disebabkan oleh arus informasi globalisasi yang cukup hebat. Sehingga
para siswa dan siswi SMP perlu diarahkan untuk menghadapi dan menjani
masa perkembangannya sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Kedua,
Kesulitan dalam belajar. Masalah ini adalah masalah yang sangat klasik
yang hampir dialami oleh siswa-siswi setiap tahunnya.
Untuk
menghadapi masalah ini, maka Di SMP N 3 Purbalingga memasukan mata
pelajaran Pengembangan Diri ke dalam kurikulum serta menyediakan
fasilitas psikologis pengembangan diri anak berupa:
• Bimbingan Sosial-Pribadi
Dalam
bidang bimbingan social pribadi, membantu siswa menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mantap dan mandiri serta serta jasmani dan rohani. Dalam bidang
bimbingan social, membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggungjawab
kemasyarakatan dan kenegaraan. Bimbingan pribadi-sosial berarti
bimbingan dalam menghadapi dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri
dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri dalam
mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani,
pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta
bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama diberbagai
lingkungan (pergaulan social).
• Bimbingan Belajar
Dalam bidang
bimbingan belajar, membantu mengarahkan bagaimana strategi belajar yang
efektif dan baik sesuai dengan kondisi siswa. Bimbingan belajar juga
mengatasi solusi dari masalah-masalah belajar siswa.
Mengingat apa
yang telah dikemukakan di atas, menjadi petugas BK/BP di sekolah
tidaklah mudah. Pertama-tama petugas harus menghayati pengertian dasar
bimbinga dan penyuluhan beserta asas-asasnya, dan kedua dituntut mampu
melaksanakan usaha layanan sesuai dengan asas dan pengertian.
KESIMPULAN
SMP
N 3 Purbalingga merupakan SMP yang termasuk kategori terbaik dan
terakreditasi A di kabupaten Purbalingga. SMP N 3 Purbalingga terletak
di Jalan Mayor Jendral DI Panjaitan nomor 41 Purbalingga Lor dengan
nomor telp (0281) 891253 . Didirikan pada tahun 1982 dengan status
bangunan pemerintah yang luasnya 3200 m2 dan luas seluruh bangunan 1728
m2.
SMP N 3 Purbalingga memiliki sebuah pelayanan bimbingan dan
konseling. Masalah (permasalahan) BK yang sedang dialami sekarang adalah
Pertama, Perkembangan remaja yaitu dimana masa usia SMP pada zaman
sekarang terjadi sebuah kematangan dini yang disebabkan oleh arus
informasi globalisasi yang cukup hebat. Sehingga para siswa dan siswi
SMP perlu diarahkan untuk menghadapi dan menjani masa perkembangannya
sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kedua, Kesulitan
dalam belajar. Masalah ini adalah masalah yang sangat klasik yang hampir
dialami oleh siswa-siswi setiap tahunnya.
Pada setiap program
bimbingan di sekolah, layanan analsisis individual merupakan program
pokok atau program kunci dalam keseluruhan layanan bimbingan konseling
di sekolah. Layanan analisis individual merupakan proses pengumpulan,
penyimpanan, dan penggunaan informasi diri dari yang bersifat
pengemangan dan berkelanjutan. Oleh karena itu, SMP N 3 Purbalingga
mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang sering dihadapi dan
masalah sekarang.
Ada pengetian yang salah dari beberapa pihak
tentang BP/BK, seolah-olah guru BP/BK adalah "Polisi di Sekolah". Hal
tersebut sangat tidak benar. Sebenarnya guru BP/BK mempunyai tugas untuk
membantu siswa dan bisa jadi merupakan "Sahabat Siswa di Sekolah".